Pilar 2: Peduli Sosial

Peduli sosial adalah perilaku warga bangsa untuk dapat melakukan perbuatan baik terhadap sesama yaitu berbagi, membantu, dan atau mempermudah pihak lain dalam melakukan urusannya (urusan yang benar dan baik). Orang yang mempersulit urusan orang lain adalah orang yang tidak peduli sosial.
Peduli sosial memiliki banyak makna, tetapi pada umumnya semua pihak hampir sepakat bahwa peduli sosial merujuk pada kegiatan amal baik kepada sesama. Dalam tulisan ini peduli sosial tidak hanya bermakna parsial tetapi lebih merujuk pada usaha seseorang untuk menyelamatkan warga bangsa sesuai dengan kemampuan dan kewenangan yang dimilikinya. Warga bangsa tidak hanya dalam jumlah banyak tetapi satu atau dua orang saja, termasuk warga bangsa.
Implementasi dari peduli sosial sangat mudah dan dapat dilakukan setiap saat, misalnya senyum kepada orang lain hingga pihak lain merasa nyaman adalah contoh perbuatan peduli sosial. Seorang dokter yang menyapa pasien dengan lemah lembut penuh kasih sayang adalah peduli sosial, karena mungkin hanya dengan perhatian seperti itu telah membantu mengobati pasien. Lebih jauh dari itu, peduli sosial dapat pula dilakukan tanpa orang lain mengetahuinya.
Suatu ketika penulis mendapat keluhan dari seorang dosen (sebuah perguruan tinggi di Bandung) yang merasa tidak diperhatikan oleh rekannya. Pada waktu itu tidak dilibatkan sebagai instruktur sebuah pelatihan (dengan menjadi instruktur pelatihan ia akan memperoleh honor yang lumayan). Saya katakan, cobalah datang kepada koordinator instruktur agar mendapat giliran sebagai pelatih. Ia katakan sudah mendatanginya, apa yang ia katakan adalah: "saya tidak memiliki kewajiban kepada siapapun -termasuk anda- untuk memilih seseorang sebagai instruktur!". Menurut saya, kata-kata semacam itu merupakan contoh tidak peduli sosial. Ia hanya peduli pada perhitungan politik, memilih seseorang yang suatu saat akan dapat diminta utang budinya. Kasihan kepada kawan itu, karena ia tidak memiliki kontribusi terhadap jejaring politik sang koordinator, ia menjadi korban ketidakpedulian.
Lebih tersembunyi lagi dari makna kepedulian sosial adalah doa. Barang siapa yang suka mendoakan kawannya agar dapat diberi keselamatan, kesehatan, dan murah rizki adalah juga bentuk kepedulian sosial. Bayangkan, jika masing-masing kita saling mendoakan agar orang lain cepat kaya dan naik pangkat, kita akan terbebas dari rasa iri terhadap orang itu!. Tapi ini sangat berat!
Dengan ilustrasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepedulian sosial yang kasat mata sangat mudah dilakukan, sebaliknya semakin tersembunyi (misalnya: mendoakan orang lain) akan semakin sulit dilakukan. Demikianlah makna peduli sosial dalam tulisan ini, yaitu kepedulian seseorang baik dalam bentuk terbuka maupun tersembunyi . Wallahu'alam!

Tidak ada komentar: